Fungsi Multimedia dalam Pendidikan
Multimedia dalam pembelajaran dapat digolongkan kedalam tiga
karakteristik. Pertama, multimedia digunakan sebagai salah satu unsur
pembelajaran di kelas. Misal jika guru menjelaskan suatu materi melalui
pengajaran di kelas atau berdasarkan suatu buku acuan, maka multimedia
digunakan sebagai media pelengkap untuk menjelaskan materi yang diajarkan di
depan kelas. Multimedia dengan jenis ini dinamakan juga dengan ‘presentasi
pembelajaran’. Materi yang ditayangkan tidak terlalu kompleks dan hanya
menampilkan beberapa item yang dianggap penting, baik berupa teks, gambar,
video maupun animasi. Latihan dan tes kurang cocok diletakkan pada presentasi
pembelajaran ini, kecuali bersifat quiz guna membangun suasana kelas
agar lebih dinamis.
Kedua, multimedia digunakan sebagai materi pembelajaran
mandiri. Pada tipe kedua ini multimedia mungkin saja dapat mendukung
pembelajaran di kelas mungkin juga tidak. Berbeda dengan tipe pertama, pada
tipe kedua seluruh kebutuhan instruksional dari pengguna dipenuhi seluruhnya di
dalam paket multimedia. Artinya seluruh fasilitas bagi pembelajaran, termasuk
latihan, feedback dan tes yang mendukung tujuan pembelajaran disediakan di
dalam paket.
Ketiga, multimedia digunakan sebagai media satu-satunya di
dalam pembelajaran. Dengan demikian seluruh fasilitas pembelajaran yang
mendukung tujuan pembelajaran juga telah disediakan di dalam paket ini. Paket
semacam ini sering disebut CBL (Computer Based Learning).
Keunggulan Multimedia dalam Pendidikan
Bates (1995) menekankan bahwa diantara media-media lain, interaktivitas
multimedia atau media lain yang berbasis komputer adalah yang paling nyata (overt).
Interaktivitas nyata di sini adalah interaktivitas yang melibatkan fisik dan
mental dari pengguna saat mencoba program multimedia. Sebagai perbandingan
media buku atau televisi sebenarnya juga menyediakan interaktivitas, hanya saja
interaktivitas ini bersifat samar (covert) karena hanya melibatkan mental
pengguna.
Interaktivitas secara fisik dalam multimedia pembelajaran
bervariasi dari yang paling sederhana hingga yang kompleks. Interaktivitas
sederhana misalnya menekan keyboard atau melakukan klik dengan mouse untuk
berpindah halaman (display) atau memasukkan jawaban dari suatu latihan yang
diberikan oleh komputer. Interaktivitas yang komplek misalnya aktivitas di
dalam suatu simulasi sederhana di mana pengguna bisa mengubah-ubah suatu
variabel tertentu atau di dalam simulasi komplek di mana pengguna menggerakkan
suatu joystick untuk menirukan gerakan mengemudikan pesawat terbang.
Keunggulan multimedia di dalam interaktivitas adalah media
ini secara inheren mampu memaksa pengguna untuk berinteraksi dengan materi baik
secara fisik dan mental. Tentu saja kemampuan memaksa ini tergantung pada
seberapa efektif instruksi pembelajaran mampu menarik pengguna untuk mencoba
secara aktif pembelajaran yang disajikan. Sebagai contoh adalah program
multimedia pembelajaran yang berisi materi mengenai oscilloscope yang
ditunjukkan pada gambar.6di bawah ini. Dengan menggunakan multimedia
pembelajaran pengguna akan diajak secara langsung mencoba dan menggunakan
simulasi oscilloscope yang tersedia. Berbeda halnya jika materi yang
sama disajikan dengan buku atau video. Dalam hal ini pengguna hanya pasif
(secara fisik) melihat bagaimana cara menggunakan oscilloscope ditampilkan.
Aktivitas mental ( pengguna menyerap cara menggunakan dan mengatur oscilloscope)
mungkin terjadi akan tetapi aktivitas fisik (dalam hal ini mencoba sendiri cara
mengatur oscilloscope) tidak terjadi. Dengan kata hal lain – dalam hal
suatu simulasi – dengan menggunakan multimedia pembelajaran pengguna akan
mencoba secara langsung bagaimana sesuatu terjadi.
Selanjutnya Fenrich (1997) menyimpulkan keunggulan
multimedia pembelajaran antara lain:
Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan , kesiapan dan
keinginan mereka. Artinya pengguna sendirilah yang mengontrol proses
pembelajaran.
Siswa belajar dari tutor yang sabar (komputer) yang
menyesuaikan diri dengan kemampuan dari siswa.
Siswa akan terdorong untuk mengejar pengetahuan dan
memperoleh umpan balik yang seketika.
Siswa menghadapi suatu evaluasi yang obyektif melalui
keikutsertaannya dalam latihan/tes yang disediakan.
Siswa menikmati privasi di mana mereka tak perlu malu saat
melakukan kesalahan.
Belajar saat kebutuhan muncul (“just-in-time” learning).
Belajar kapan saja mereka mau tanpa terikat suatu waktu yang
telah ditentukan.
Di samping itu, multimedia pembelajaran dapat juga unggul
dalam hal:
Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh
mata, seperti kuman, bakteri,electron.
Memperkecil benda yang sangat besar, yang tidak mungkin
dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, gunung.
Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit dan
berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu
mesin, beredarnya planet, berkembangnya bunga.
Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan,
bintang, salju.
Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti
letusan gunung berapi, harimau, racun.
Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa.
No comments:
Post a Comment